KOMIK JEPANG
SEBAGAI SEBUAH MEDIA UNTUK BELAJAR KEPEMIMPINAN BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Arif Pratiwindyo
Abstract : komik
merupakan cerita bergambar yang cenderung menarik perhatian anak-anak dan
remaja. Berbagai tanggapan yang dilakukan oleh orang tua, gurudan juga pihak
sekolah ketika melihat siswa membaca komik. Komik Jepang merupakan sebuah
guratan gambar dan cerita dengan berbagai bentuk dan alur cerita yang diambil
dari novel, kisah nyata, sejarah, mitos dan juga legenda Jepang. Berbagai alur
cerita membawa pembacanya menuju ke sebuah dunia yang belum pernah dirasakanya.
Sebenarnya aliran cerita telah disesuaikan dengan pembacanya. Ada yang
dikhususkan untuk anak-anak, dewasa, remaja putra dan putri. Di balik cerita di
setiap komik Jepang terdapat berbagai karakteristik tokoh yang secara nyata
langsung bisa dijadikan tolak ukur atau sekedar penanaman proses dalam pendidikan.
Proses nilai yang bisa diambil dalam pemaparan ini adalah sikap kepemimpinan
yang bisa diambil, ditelaah dan di praktekan oleh para remaja. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai sarana
belajar bagi siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal
tersebut dapat terjadi karena pembelajaran yang ada di SMK haruslah pembelajaran yang dikhususkan supaya siswa dapat menjadi pribadi siap pakai, mempunyai karakteristik yang
khas kepemimpinan
seperti : pantang menyerah, mandiri, kreatif, berani, pantang
mundur, setia kawan, rela berkorban, mampu menganalisa keadaan dan lain-lain.
Kata Kunci :
Komik,
Jepang, media, belajar,
kepemimpinan, siswa, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang MasalahSebuah cerita bergambar yang pada awalnya merupakan sebuah rubrik yang ada di sebuah koran menjadi sebuah awal dari perjalanan komik di Indonesia. Pada perkembanganya, komik Indonesia mengalami masa keemasanya sekitar tahun 1970 hingga awal tahun 1980. Banyak jenis cerita dengan berbagai aliran seperti drama, kisah aksi silat, cerita konyol, super hero dan banyak lagi cerita yang bermunculan pada masa itu. Karena komik dirasa lebih menarik, siswa cenderung lebih memilih membaca komik daripada buku pelajaran.
Kenyataan di lapangan, komik Jepang mempunyai runtutan cerita yang lebih tertata, dengan akhir cerita yang tidak mudah ditebak, mempunyai karakteristik tokoh yang unik, konyol, dewasa, jujur, patang menyerah, berjiwa kepemimpinan tinggi, keras hati, solidaritas yang tinggi, rela berkorban, ramah, ringan tangan dengan pembentukan fisik menyerupai manusia sesungguhnya dengan berbagai bentuk, berwajah cantik dan tampan. Biasanya cerita komik Jepang merupakan bentuk cerita berseri, dengan tahapan setiap seri dengan tantangan yang lebih berat. Dengan adanya tantangan tersebut maka karakter yang ada harus kembali berjuang, pantang menyerah dan sabar.
Komik Jepang cenderung menggambarkan karakteristik dengan mendekati model utamanya sehingga gambar yang diciptakan hampir menyerupai keadaan nyata di kehidupan. Komik Jepang cenderung lebih mudah, lebih murah dan cenderung mudah mendapatkanya. Berbeda dengan berbagai komik asal Eropa yang cenderung kaku, tidak kontinyu, mahal dan sulit didapatkan. Dengan menjamurnya komik Jepang menjamur pulalah persewaan komik di Indonesia. Berbagai komik Jepang yang popular di kalangan para remaja adalah Dragon Ball z, Dektektif Conan dan masih banyak lagi.
Pada dasarnya pelajar pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang tingkatan pendidikan di usia remaja. SMK merupakan sebuah jenjang sekolah dengan ranah tujuan akhir menyiapkan siswa untuk mampu bekerja, mandiri dan siap pakai. Siswa SMK diharapkan mampu menjadi orang yang tangguh, berani, lembut, kreatif, terpelajar, kreatif, ulet, jujur, sopan, pantang menyerah, disiplin, mempunyai banyak kemampuan untuk bersaing dan dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Dengan adanya kesenangan para pelajar tersebut diharapkan para siswa SMK mampu mengambil berbagai nilai positif dari komik Jepang yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata mereka seperti adanya penanaman dorongan semangat kerja, sikap yang baik, sopan santun, kepribadian, rela berkorban, karakter kepemimpinan, menejerial, kemauan yang keras, rajin berlatih, pantang mundur, bijaksana menghadapi masalah, periang, dan keyakinan (etos) dalam melakukan bentuk kehidupan nyata sehinga mereka dapat menyelesaikan tantangan dalam dunia kerja, baik secara individual, kelompok ataupun bermasyarakat. Pendidikan yang dapat dilaksanakan tidak hanya dari proses formal tetapi dengan proses non formal seperti penanaman nilai dari sebuah masalah yang ada dengan harapan hal tersebut akan menjadi bekal hidup di masa yang akan dating.
Untuk itulah di dalam dunia pendidikan khususnya tingkat untuk siswa SMK diperlukan adanya penanaman budaya Etos Kerja yang sangat baik dengan berbagai penanaman diri terhadap penghayatan dan kesadaran diri atas kedudukan diri di tengah-tengah kehidupan. Bentuk penyadaran diri kepada siswa SMK untuk menjadikan mereka mampu melahirkan sesuatu secara kreatif dengan media komik Jepang dengan mengambil nilai positif yang dipaparkan.
B. Pembatasan Masalah
Dengan memperhatikan uraian di atas, maka pembahasan hanya akan dibatasi pada nilai yang dapat digali dalam kegiatan remaja di SMK yang dapat diuraikan :
1. Bagaimana karakteristik perkembangan remaja ?
2. Bagaimana gambaran dari komik Jepang ?
3. Apa pengaruh yang dibawa komik Jepang terhadap kebudayaan Indonesia ?
C. Manfaat Makalah
1. Manfaat bagi siswa:
a. Membentuk sikap dan perilaku siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran, membantu meningkatkan keterampilan bersosialisasi, berempati dengan kegiatan di luar kelas.
b. Membantu untuk dapat menjadikan siswa lebih disiplin, mampu menjadi siswa yang unggul mampu menghadapi berbagai rintangan hidup, menjadikan siswa kreatif, ulet dan pantang menyerah, mampu menghargai diri sendiri, menghargai orang lain dan mampu menaati peraturan yang ada.
c. Meningkatkan sikap ilmiah dengan kegiatan ilmiah untuk memahami konsep teoritis-praktis yang diikuti pemantapan prinsip pengetahuan yang menjadikan hasil belajar lebih baik.
2. Manfaat bagi guru
a. Mengetahui tingkat penilaian sesuai sudut pandang siswa dalam melihat sebuah masalah dan nilai empiris yang ada.
b. Dapat memberikan pengetahuan yang sesuai dengan takaran dan usia siswa.
c. Memberikan motivasi kepada guru untuk dapat lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan nasional.
3. Manfaat bagi sekolah
a. Setelah memahami berbagai aspek dalam melihat sebuah masalah yang ada sekolah dapat mewujudkan model pembelajaran yang mangkus dan sangkil artinya dapat berdayaguna-berhasilguna, mujarab, efektif, dan efisien dalam membawa siswanya ke jenjang yang lebih tinggi.
b. Meningkatkan prestasi sekolah melalui pengembangan kinerja siswa dan pengembangan kinerja stake holder sekolah yang lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik
Perkembangan Remaja
Pada perkembangannya, perubahan dan
pertumbuhan dari masa anak-anak menjadi dewasa melalui berbagai fase. Berikut
diuraikan berbagai karakteristik yang berubah dan berbagai kejadian yang
terjadi pada masa perubahan dari masa anak-anak menjadi dewasa.1. Karateristik Perkembangan Gerak Remaja
a. Ukuran dan Bentuk tubuh Anak Usia 10-21 tahun
Pada masa sebelum adolesensi perbedaan antara laki-laki dan perempuan masih sangat kecil meskipun kecenderungan anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Pada masa pertumbuhanya anak-anak perempuancenderung akan menjadi lebih tinggi dan lebih berat dari anak laki-laki sebagai salah satu bentuk awal kematangannya. Walaupun demikian hal itu terjadi tidaklah terlalu lama, karena setelah masa adolosensi perubahan cepat terjadi pada anak laki-laki. Pertumbuhan yang terjadi pada anak laki-laki mengejar dan mengungguli tinggi dan berat badan anak perempuan. Demikian pula ukuran-ukuran yang lain seperti togok, panjang tungkai, lebar pundak, lebar pinggul, ukuran lengan, dan sebagainya mengikuti pertumbuhan tinggi dan berat badan yang berlangsung dengan cepat. Perubahan ukuran dan proporsi tubuh tersebut secara bertahap dan berkonsentrasi dalam perkembangan tulang dan jaringan sehingga seluruh energi anak dapat diarahkan ke arah penyempurnaan pola gerak dasar yang telah terbentuk selama periode masa awal anak (Sugiyanto dan Sujarwo, 1993: 137)
b. Perkembangan penguasaan gerak dasar pada fase Remaja
Setelah masa adolosensi terjadi peningkatan kemampuan gerak seperti gerak bias yang dilakukan dengan mekanika tubuh yang makin efisien, lancar dan terkontrol, bervariasi dan makin bertenaga. Perubahan-perubahan penampilan gerak tersebut mengikuti perubahan ukuran badan, kekuatan dan fungsi fisiologis. Perbedaan penampilan keterampilan gerak dasar kedua jenis kelamin ini semakin meningkat, anak-anak laki-laki menunjukkan peningkatan yang terus berlangsung, sedangkan anak perempuan menunjukkan peningkatan yang tidak begitu berarti, bahkan menurun setelah umur menstruasi (Toho Cholik Mutohir dan Gusril, 2004 : 33).
c. Perkembangan motorik halus (Fine Motor Activity)
Motoric halus (Fine Motor Activity) didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif dimana hal tersebut mewakili bagian yang penting untuk perkembangan motorik total anak‑anak karena hal tersebut mencerminkan kapasitas system saraf pusat memproses input visual dan menterjemahkan ke dalam bentuk keterampilan (Yanuar Kiram, 1992: 42‑43).
2. Karakteristik Perkembangan Tubuh Remaja
Perubahan yang terjadi pada masa adolosensi Menurut Dähler Franz (1975:12), selain mengalami percepatan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan remaja juga mengalami proses kematangan seksual yaitu :
1) Karakteristik kelamin primer
a) Para remaja putra
(1) Pengeluaran sperma
(2) Menegangnya alat kelamin pada saat tertentu
b) Pada remaja putri
(1) Loncatan sel telur (ovulasi)
(2) Menstruasi (pengeluaran sel telur yang tidak dibuahi dengan lendir dan darah)
2) Karakteristik kelamin sekunder
a) Pada remaja putra
(1) Tubuh menjadi lebih jantan
(2) Suara menjadi besar dan pecah
(3) Tumbuhnya bulu-bulu/ rambut pada bagian tubuh tertentu
b) Pada remaja putri
Mulai nampak bentuk kewanitaannya, seperti perkembangannya buah dada dan montoknya anggota-anggota badan.
3. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja
Pada masa ini kecenderungan Remaja mulai tergugah rasa sosial untuk ingin bergabung dengan anggota kelompok lain karena ingin meluaskan pergaulannya sebagai usaha mencari nilai-nilai baru dan ingin berjuang mencapai nilai-nilai itu (Y. Bambang Mulyono,1984: 17).
Pencarian jati diri baru, penerimaan dunia berdasarkan persepsi dan penilaian mereka. Menaruh perhatian lebih dari permaian yang terorganisir, memiliki sifat kepahlawanan yang kuat, mudah bangkit bila gagal, memiliki rasa bertanggung jawab, rasa bangga berkembang, rasa kepemimpinan yang mulai Nampak dan loyal kepada kelompok (Sukintaka, 1992 : 43-44).
4. Karakteristik Perkembangan
Intelektual Remaja
Pada masa ini remaja mulai bersikap kriris
dan tidak mau menerima begitu saja perintah atau aturan yang ada. Hal tersebut
dikarenakan adanya rasa ingin tahu segala macam alasan yang ada. Sering dengan
perkembangan intelektual yang bersifat kritis remaja mengalami konflik dengan berbagai
pihak (Y. Bambang Mulyono, 1984: 18).
5. Perkembangan
Emosional Remaja
Pada masa ini para remaja sedang berada di
dalam keadaan perasaan belum mapan sehingga sering membawa mereka ke dalam
kegelisahan, perasaan canggung akan pertambahan tinggi badan yang dirasa “aneh”
dan mengganggu, mudah tersinggung, kesal hati, tertekan, ingin marah, tetapi
kadang-kadang berada dalam suasana gembira dan ringan hati untuk melakukan
pertolongan kepada orang lain. Selain itu mereka perlu adanya pengakuan sosial
dikarenakan dalam keadan emosi yang belum stabil celaan dan kritikan kadang
ditanggapi secara serius sebagai bentuk ejekan. Ketidak seimbangan emosi ini
mengakibatkan sikap antipati dan melawan (Y. Bambang Mulyono, 1984: 18).
B.
Komik Jepang
1.
Arti
komik
Komik merupakan sebuah bentuk seni yang
menggunakan media gambar tidak bergerak, disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk alur cerita. Komik biasanya terdiri atas berbagai bentuk seperti
strip Koran, dimuat di majalah ataupun juga dibentuk sebuah buku. Cerita
biasanya berlanjut dari seri satu sampai dengan seri berikutnya. Komik menurut
KBBI mempunyai arti cerita bergambar (dalam majalah, surat kabar, atau bentuk
buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu (KBBI, 1991 : 515). Komik menurut
kata berasal dari bahasa Inggris comic yang
artinya lucu, cerita bergambar, atau yang bersifat gembira (John M. Echols dan
Hassan S, 2006 : 129). Sesuai dengan pengertian yang diungkapkan Atmowiloto
(1982) pengertian komik yang disesuaikan dengan School Dictionary (Halsey, 1987
: 193) dan Webster’s New World Dictionary (Neufeldt and Vianna, 1993 : 113) comic mempunyai beberapa arti, (1) of or relating to comedy; (2) causing laughter or mirth, amusing.
Dengan kata lain komik merupakan sebuah bentuk cerita yang sangat menarik,
walaupun tidak semua komik adalah merupakan cerita lucu namun hal tersebut
memang menjadi tujuan dari komik diantaranya adalah sebagai sarana hiburan. Penggunaan hasil gambar yang konyol, tidak
serius, periang, sombong, galak, ataupun sedih merupakan bentuk penggambaran
hasil gambar realis penggambaran tokoh ganteng, cantik, konyol dan serius tanpa
mengindahkan kajian dan bentuk anatomi yang sesungguhnya dari berbagai bagian
tubuh manusia yang ada. Pada dasarnya komik juga merupakan
gambaran lain cerita bergambar, dengan konotasi lebih baik meskipun tidak
terlalu berpedoman pada etimologi kata. Komik dianggap sebagai konteks teks dan
gambar secara bersamaan sebagai bentuk unsur motion yang bisa
dipertimbangkan sebagai gambaran jati diri.
2.
Komik
Jepang
Manga
dibaca Man-ga atau Ma-ng-ga adalah merupakan
kata lain dari komik dalam bahasa Jepang, atau secara harfiah adalah merupakan
pengertian dari orang yang menggambar. Majalah di Jepang biasanya terdiri atas
beberapa judul komik sekitar 30-40 halaman dalam satu chapter. Dalam beberapa tahun berjalan, beberapa majalah yang sukses akan dijadikan bentuk animasi. Perubahan yang ada adalah untuk dapat mengimbangi popularitas komik ataupun cerita bergambar sebelumnya. Beberapa komik yang telah dijadikan gambar gerak bahkan djadikan film dengan versi manusia adalah Naruto, Blench, Dragon Ball Z, One Piece dan masih banyak yang lain.
Beberapa komik yang ada di Jepang diangkat dari cerita berdasarkan novel, imajinasi, kisah nyata, sejarah, legenda dan juga mitos di Jepang. Dari sekian cerita- cerita dari majalah tersebut pada akhirnya dibukukan dalam buku tersendiri yang disebut tankồbon (biasa dikenal dengan volume). Berbagai bentuk tankồbon telah dialih bahasakan ke dalam bahasa asing yang salah satunya Bahasa Indonesia. Beberapa judul komik yang sangat popular telah diangkat ke versi layar lebar, bahkan banyak diantaranya telah dibawa ke versi manusia (Live Action atau biasa ditandai dengan L.A). beberapa contohnya adalah DevilMan, Casshern, Death Note, Dectective Conan dan masih banyak lagi.
3.
Aliran
dalam komik Jepang
Dalam perjalanannya komik Jepang ditentukan
dari berbagai jenis aliran. Diantaranya adalah Aksi akushon yaitu aliran yang bercerita tentang pertempuran,
perkelahian dan kekerasan. Aliran Fantasi fantaji
yaitu sebuah aliran yang berkaitan dengan benda aneh dengan kemampuan di
luar logika. Aliran komik yang banyak bercerita tentang histori hisutorikaru adalah aliran yang menceritakan sejarah seseorang, benda atau tempat. Aliran komik dengan seni bela diri budo biasanya bercerita tentang berbagai seni beladiri. Aliran lain adalah aliran olahraga (supotsu) dan Supernatural (cho shizen) yaitu aliran yang bercerita tentang hal-hal yang diluar logika.
Dari berbagai aliran yang ada, setiap komik Jepang mempunyai jenis khusus tergantung dari jenis pembacanya. Kita bisa mengetahui berbagai jenis komik berdasar peringatan dari pembuatnya. Berbagai aliran khusu berdasarkan jenis pembaca antara lain kodomo (anak-anak), josei atau redikomi (wanita), seinen (pria) dan shojo (remaja perempuan).
4.
Gaya
Penggambaran Dalam Komik Jepang
Hampir semua komik Jepang menggunakan gaya
sederhana dengan gambar latar belakang disediakan secara nyata mungkin dengan
karakter yang benar-benar sederhana dengan ciri khas mata besar, mulut kecil,
hidup mungil dan rambut yang acak. Untuk tokoh pria, mereka digambarkan dengan tubuh tinggi, langsing, terkesan cuek, sementara untuk wanita tergambar cantik, langsing, sintal, rambut bebas teracak dengan kesan angkuh, sombong, konyol tetapi memiliki rasa empati tinggi, simpati rela berkorban dan sopan. Sifat serius tetapi lucu, baik hati meskipun sedang bermusuhan, berempati tinggi, ringan tangan, rela berkorban, pandai memanfaatkan waktu luang, keras hati, bersemangat juang tinggi, pantang menyerah dan pandai memimpin.
C.
Pengaruh
Komik Jepang Terhadap Kebudayaan Indonesia
Komik Jepang membanjiri Indonesia terjadi dalam
waktu yang relatif lama dengan berbagai distribusi yang cukup teratur sehingga
komik Jepang cenderung lebih mudah didapat dari pada komik Eropa ataupu
Amerika. Dari faktor tersebut dapat dikatakan bahwa secara tidak langsung
mempengaruhi gaya hidup komikus Indonesia dimana hal tersebut membawa budaya
yang sangat bergerser. Aliran komikus Indonesia cenderung terbawa arus komik Jepang. Berbagai pengembangan yang ada telah menuju kearah Jepang. Membawa berbagai gaya baru yang langsung diaplikasikan dalam kehidupan langsung, seperti gaya rambut, gaya berpakaian, gaya bicara, bahkan gaya berfikir.
Para remaja Indonesia yang cenderung
sedang mencari jati diri bisa menjadi terbantu dengan adanya komik Jepang.
Berbagai nilai positif yang dapat
ditemukan dari komik Jepang :
1.
Kesengsaraan demi pengakuan,
yaitu adanya sebuah bentuk umpan balik positif yang memberikan dorongan hati
menolong dan berjuang untuk mendapatkan hasil (James M. Kouzes, 2008 : 4)
2.
Kepemimpinan otokratis dari
komik Jepang dihasilkan dari pengaruh paradigma dan pendekatan yang digunakan berupa
tindakan atas perintah, paksaan dan juga tindakan arbitrer (sebagai wasit) (Didin Kurniadin dan Imam Machali, 2012 :
298).
3.
Pemimpin yang muncul di Komik
Jepang mempunyai dan mengembangkan sistem motivasi terbaik untuk merangsang
kesediaan bekerja para pengikut dan anak buahnya (Didin Kurniadin dan Imam
Machali, 2012 : 298).
4.
Komik Jepang menitik beratkan
kepemimpinan merupakan sebuah usaha melancarkan antar anggota sebagai usaha
menyelesaikan setiap konflik agar tercapai kerjasama yang baik (Didin Kurniadin
dan Imam Machali, 2012 : 299).
5.
Komik Jepang juga membawa
cerita yang menggugah untuk dapat menambah kekuatan gairah dan usaha yang
sekuat tenaga (Didin Kurniadin dan Imam Machali, 2012 : 299).
6.
Gaya kepemimpinan komik jepang
sesuai dengan teori Laissez Faire yaitu tokoh ketua dewan yang sebenarnya tidak
mampu mengurus dan menyerahkan tanggung jawab kepada bawahanya (Didin Kurniadin
dan Imam Machali, 2012 : 300).
7.
Gaya kepemimpinan dengan jenis
kelakuan pribadi dimana sebuah jiwa kepemimpinan dalam komik Jepang berdasarkan
kualitas pribadi, sehingga seorang pemimpin cenderung untuk melakukan kelakukan
yang kurang lebih sama tanpa adanya hal yang identic dalam setiap situasi yang
dihadapinya (Didin Kurniadin dan Imam Machali, 2012 : 300).
8.
Cerita dari komik Jepang telah
menunjukan sifat dan karakter seorang pemimpin dapat diprediksi dengan watak
khusus seperti : inisiatif, energik, dewasa, emosional yang terkendali,
persuasif, berketrampilan berkomunikasi dengan baik, percaya diri, rela
menolong, peka, kreatif, mau berpartisipasi, sosial yang tinggi dan lain-lain
(Didin Kurniadin dan Imam Machali, 2012 : 300).
9.
Muncul juga pola kepemimpinan
yang berasal dari munculnya masa pergolakan, krisis, pemberontakan dan
lain-lain (Didin Kurniadin dan Imam Machali, 2012 : 301).
10.
Dalam hal ini komik Jepang juga
menggambarkan pemimpin juga merealisasi kebebasan manusia dan memenuhi setiap
kebutuhanya, sehingga dengan demikian seorang pemimpin mampu merasakan apa yang
rakyatnya rasakan (Didin Kurniadin dan Imam Machali, 2012 : 301).
11.
Adanya berbagai penggemar komik
Jepang membawa beberapa budaya seolah-olah mereka adalah karakter komik
tersebut. Beberapa perkumpulan itu adalah Anime,
harajuku dan cosplay.
Penggambaran sifat kepemimpinan dalam komik Jepang juga menggambarkan berbagai tipe kepemimpinan (dikutip dari Didin Kurniadin dan Imam Machali, 2012 : 302), sehingga dalam menjadikan sosok dalam karakternya dengan gaya kepemimpinan seperti :
1.
Pemimpin karismatik : pemimpin
dengan karisma, memiliki energi, daya tarik dan pembawaan luar biasa, mampu
mempengaruhi banyak orang dan mempunyai banyak pengikut.
2.
Pemimpin Paternalistis :
pemimpin kebapakan dengan sifat menganggap bawahan belum dewasa, bersikap
melindungi, selalu bersikap maha tahu dan lain-lain.
3.
Pemimpin Militeristis : tipe
kepemimpinan dengan gaya militer yang hamper mirip otoriter, biasanya
digambarkan dengan pemimpin lawan atau yang berpihak sebagai penjahat.
4.
Pemimpin Otokratis : tipe
kepemimpinan yang berdasarkan kekuasaan dan paksaan mutlak.
5.
Pemimpin Laissez Faire : sang
pemimpin praktis yang membiarkan kelompoknya berbuat semaunay sendiri.
6.
Pemimpin Populistis : yaitu
tipe pemimpin yang dapat membangunkan solidaritas rakyat.
7.
Pemimpin Administratif /
Eksekutif : tipe pemimpin yang dapat mengerjakan tgas sedetail mungkin secara
administrasi.
8.
Tipe Demokratis : tipe pemimpin
dengan orientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien kepada
pengikutnya, koordinasi lengkap terhadap bawahan pada penekanan tanggung jawab
internal.
Dengan adanya berbagai tipe karakteristik yang ada sangat dimungkinkan hal tersebut sebagai sarana untuk belajar kepemimpinan melalui media komik Jepang. Dengan kata lain kegiatan dalam Memberikan pendidikan kepemimpinan dengan secara tidak langsung dapat dikembangkan secara maksimal.
BAB III
A. PENUTUP
Segala aspek
baik itu secara tersirat ataupun tersurat dalam lini kehidupan seharusnya
mempunyai arti yang luar biasa. Beberapa hal luar biasa
terutama dalam hal kepemimpinan sebenarnya bisa diambil dari berbagai
paparan yang terkandung dalam komik Jepang. Sifat kepemimpinan sebagai penggambaran
berbagai tokoh dalam karakter yang dituangkan dalam cerita bergambar asal
Jepang tersebut dapat diambil dan ditelaah sebagai sebuah sisi positif tetapi juga bisa dianggap sebagai
sisi negatif. Nilai yang baik
dan dapat digunakan untuk memberikan semangat juang, meningkatkan etos kerja,
meningkatkan disiplin, menghargai diri sendiri ataupun juga orang lain, semangat pentang
menyerah dan masih banyak hal lain yang berguna untuk berkompetisi di dalam
kehidupan dapat diambilkan dari komik Jepang. Dengan penelaahan yang benar maka sebuah
nilai yang dapat menjadikan seorang yang sangat pintar belum tentu bisa menggunakan pengetahuanya untuk
bertahan hidup karena pengetahuan merupakan kekuatan sampai kita menggunakanya.
Perubahan mempunyai resiko tetapi tanpa perubahan resiko hidup akan lebih
beresiko. Mulai merubah sudut pandang kepemimpinan
bukan hanya dari sisi formal pendidikan tetapi harus melihat ke sisi yang ada merupakan
bentuk lain dari perubahan
yang akan menjadikan hidup lebih baik. Setiap sudut pandang yang kita telaah merupakan keharusan kita melihat sebuah ilmu menurut pandangan, penilaian dan telaah melalui pola pemikiran yang ada. Dari komik Jepang, beberapa bentuk nyata
nilai kepemimpinan yang dapat
biambil dari beberapa sudut ilmu hal tersebut mempunyai beberapa nilai yang bisa
digunakan untuk membudayakan siswa SMK menjadi siswa dengan semangat kepemimpinan dengan penuh etos kerja yang tinggi penuh semangat, pantang
menyerah, jujur, disiplin tinggi, mandiri, menghargai diri sendiri, menghargai
orang lain, menghargai aturan yang ada, sportif, kreatif, inovatif dan masih
banyak sifat yang dapat digalakkan lagi melalui berbagai jenis kegiatan.Juga situasional
pembiasaan karakter yang positif dari awal sampai siswa
SMK dapat bekerja yang dapat menjadikan situasi yang harmonis, menyenangkan ataupun menyiksa karena semua sudut
pandang semua tergantung dari karakter dan tokoh
penggambaran yang diambil dari pandangan dan penilaian cara pribadi masing-masing yang melihatnya.
B. IMPLIKASI
Dari hasil kesimpulan diharapkan
dari semua pihak baik dari pihak sekolah, guru dan juga orang tua untuk selalu jeli melihat nilai yang bisa dikembangkan sesuai dengan
ranah dan jenjang pertumbuhan peserta. Memberikan pengertian
dan pengarahan serta usaha-usaha dalam rangka mendidik para siswa agar
pencapaian nilai hidup yang nyata,
membiasakan diri melihat dari berbagai sisi, mendewasakan, dan bukan hanya melihat
dari tujuan akhir
pendidikan berupa nilai tinggi
semata sebagai akhir dari tujuan pendidikan secara
optimal.
DAFTAR PUSTAKA
_________,
1991, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka_________,1997, Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Depdikbud: Jakarta.
_________, 2003, Kurkikulum 2004 SMA, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Dikdasmen : Jakarta.
Aip Syarifudin, 1992, Landasan Pendidikan Jasmani, Dirjen Dikti: Jakarta.
Dähler Franz Dr., 1975, Menuju Kesehatan Psikis, Yayasan Kanisius : Yogyakarta.
James M. Kouzes dan Barry Z. Posner, Leadership Learning, Pustaka Baca : Yogyakarta
K.H. Toto Tasmara, 2002, Membudayakan Etos Kerja Islami, Gema Insani :Jakarta
John M. Echols dan Hassan S, 2006, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Sukintaka, 1992, Teori Bermain, Dirjend. Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, Depdikbud : Jakarta.
Sugiyanto dan Sujarwo, 1993, Perkembangan dan Belajar Gerak, Depdikbud : Jakarta.
Toho Cholik Mutohir dan Gusril, 2004, Perkembangan Motorik Pada Masa Anak-anak, Dirjen Olahraga, Depdiknas : Jakarta.
Inti Tugasnya apa to ??
BalasHapuslha ya kayak yang aku omongin itu..
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus